Senin, 29 Desember 2014

I've realized, I am Monster

Beberapa hari belakangan ini aku mulai intropeksi diri pelan-pelan.

Melihat kondisi kesehatanku, mulai membaik perlahan-lahan terutama bagian putingku ini. Kuku ku juga mulai membaik, namun lutut kaki kananku mulai mengalami nyeri sendi, rasanya aku butuh istirahat selama beberapa hari, namun apa daya...aku harus kerja :').
Kemarin di hari Minggu terakhir tahun ini (28 Desember 2014), aku pergi ke gereja untuk beribadah, walau rasanya aku ingin melanjutkan tidurku setelah pulang kerja, namun entah mengapa hatiku tergerak untuk beribadah. (Syukur bagiku dapat beribadah, karena aku diberi waktu dan jadwal yang tepat, setelah bekerja aku masih bisa beribadah).
Kenapa aku memperjuangkan ibadahku? karena coba kita berpikir ulang, ke kampus/kerja tiap hari bisa, datang tepat waktu bisa, berusaha berpenampilan bagus tetap bisa, namun mengapa untuk beribadah aja susah? sempatkanlah ibadah, karena Dia yang mengasihi kita hanya minta satu hari saja untuk ke gereja dan beribadah di hari Minggu, dan berdoa dalam waktu menitan, memujiNya dalam waktu sebentar.
Saat ibadah di gereja dan saat memuji namaNya dengan menyanyikan sebuah lagu, aku yang duduk di depan saat itu berusaha nyanyi sepenuh hati, dan itu membuat aku ingin menangis saat ikut bernyanyi dan memuji namaNya. Aku merasa Dia benar-benar sungguh baik kepadaku. Walau selama ini aku seperti sudah kotor oleh dosa yang aku perbuat selama hidupku ini. Walau aku sering mengingkar janji, namun Dia tetap mengasihiku dan tak memperhitungkan dosaku. Oh, aku mengeluarkan air mata saat menulis bagian ini. Sejak dulu, aku tak luput dari segala dosa, mulai dari SD yang saat itu aku suka mencuri hingga saat ini diriku yang tak lepas dari dosa. Aku bersyukur, dan senang, dan juga berterima kasih kepadaNya karena sampai detik ini dia masih mengasihiku dengan memberikan nafas kehidupan yang merupakan anugerah terindah dalam hidupku. Sungguh, Ia sungguh baik.
Saat ibadah di gereja itu selesai, dan aku menuju pintu keluar gereja sambil mengantri bersalaman kepada pendeta, ada seorang oma (nenek) yang menyapaku dan menyalamiku dengan ucapan selamat Minggu. Haha, aku kaget, karena tumben banget ada orang asing menyalamiku saat jalan keluar dari gereja, Nenek itu mengaku kepada seorang ibu bahwa dia dulu adalah pendeta, (ceritanya aku nguping /dengar apa yang mereka bicarakan). Saat aku mengendarai sepeda motorku dan berhenti di gebang gereja untuk berhati-hati, aku melihat oma itu sedang duduk di pinggir gerbang gereja, terlihat seperti sedang menunggu jemputan, dan disitu aku menyapanya dan pamit dengannya. Aku merasa bersyukur, dapat bertemu dengannya, seperti aku menerima hadiah yang indah saat itu.
Setelah makan malam dan membeli perban, aku mampir ke Kimia Farma untuk membeli cream/balsem untuk nyeri sendiku ini. Disitu aku sedikit bertanya-tanya soal nyeri sendi. "Mbak, apakah ini karena terlalu lama berdiri/jalan?" tanyaku, "Oh, ini karena blablablabla (dia menyebutkan istilah kedokteran) seperti adanya patah tulang" jawabnya. Waduh!, aku merasa terkejut dan semakin khawatir akan semakin berbahaya, dan kemudia dia menawarkan semacam obat nutrisi yang (katanya) bisa menyembuhkan nyeri sendi ini, namun aku mencoba membeli cream panas untuk nyeri sendi, dan selanjutnya tentu aku minta bantuan Tuhan lewat doa. Obat apapun itu, Tangan Tuhan lebih menyembuhkan segala penyakit, karena Dialah dokter paling utama dan yang punya kuasa.

Syukur, tadi saat kerja, aku dapat mengurangi tekukan kaki kananku. Jadi saat berjalan tadi, aku lebih meluruskan kakiku dan berjalan sedikit lebih pelan. Semua ini berhasil, melalui cream panas itu dan doa, Tuhan menyertaiku, dan aku percaya, Dia akan menyembuhkan total nyeri sendi ini, aku percaya.
Sambil kerja, aku lebih sering merenung tentang kehidupanku saat ini dan kedepannya. Saat ini aku merasa bahwa aku bagaikan monster di mata mereka yang telah mengenalku. Stereotype Monster oleh mereka, membuat mereka berpikir bahwa monster itu jahat, dapat menghancurkan kebahagiaan orang, dan mereka menjauhi monster. Ini menggambarkan kehidupanku yaitu suka sesama jenis walau aku masih suka lawan jenis (dan saat ini aku berusaha lepas dari orientasi seksual yang menyimpang). Dengan pandangan mereka kepadaku yang seperti ini, mereka seperti takut, menjaga jarak, bagaikan takut dengan monster. Tidakkah mereka berpikir bahwa monster itu masih punya hati? bukankah mereka sering nonton film monster? sejahat apapun monster, mereka masih punya sisa hati yang baik walaupun itu sedikitdan kecil namun yang kecil itu bisa dikembangkan dan berbuah kebahagiaan hubungan yang harmonis. Aku jadi teringat saat di gereja kemarin, kata pendeta bahwa kita masih mempunyai sesuatu yang positif di dalam diri kita, maka dari itu kembangkanlah dan berusahalah untuk meninggalkan apapun itu yang buruk.
Suatu saat jika diriku sudah pulih dari semua kegelapan dunia ini, aku ingin menjadi orang yang tak mengenal perbedaan. Aku ingin semua orang yang aku kenal, merasakan kebahagiaan seperti kebahagiaan yang Tuhan berikan kepadaku. Semoga apapun yang kita akan lakukan, Tuhan selalu menyertai kita, dan jika ada yang tidak diperkenankan, kiranya Dia dapat memberitahu kita :)).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar